Salam

Islam itu indah (^_^)

Friday 31 May 2013

Apakah aku seorang "Relawan"?


Kata relawan dan kiprah kegiatan sejatinya sudah biasa menghiasi telinga kita. Ini ditandai dengan pemberitaan besar-besaran tentang relawan saat bencana tsunami Aceh 2006 lalu. Alhasil saat ini setiap kali ada bencana maka disitu ada banyak relawan yang dengan gigih membantu para korban. Mulai dari evakuasi, distribusi bantuan, pelayanan kesehatan sampai kepada penyediaan rumah tinggal untuk para korban bencana.

Dari kebiasaan tersebut menjadi sebuah pengertian yang tidak tertulis bahwa arti dan fungsi menjadi seorang relawan adalah menjadi tenaga sukarela yang terjun dan siap membantu para korban saat bencana melanda. Dan disaat-saat seperti itulah kita dan mayoritas orang akan terpanggil jiwanya untuk menjadi seorang relawan.
Lantas pertanyaannya, apakah setelah bencana selesai tanggap darurat atau selesai masa recovery , tugas menjadi seorang relawan terhenti? Atau pengakuan bahwa kita menjadi seorang relawan yang gagah dan peduli juga sudah selesai?

Tentu “tidak”. Kita sepakat akan jawaban itu.


Terus apa yang akan kita lakukan setelah para korban kembali menjalani aktivitas harian seperti biasa saat sebelum terjadi bencana. Apakah kita hanya mengunggu dan “berharap” ada tugas baru lagi karena ada bencana ditempat lain?

Sekali lagi kita akan sepakat bilang TIDAK.

Ya, menjadi seorang relawan tidak pernah berhenti untuk peduli, berhenti dari rasa keterpanggilan, berhenti dari rasa ingin berbuat dan berhenti dari tugas-tugas kemanusiaan. Seorang relawan akan selalu peka terhadap keadaan dan mencari cara agar dia selalu bisa berbuat untuk memperbaiki sesuatu hal.

Tugas dan peran penting seorang relawan tidak hanya dibutuhkan pada saat terjadi bencana. Seorang relawan selalu mewajibka dan membiasakan dirinya untuk selalu bisa berbuat demi sebuah kebaikan. Dia tidak pernah terpaku pada kebiasaan orang lain yang selalu menyerah terhadap keadaan dan pasrah mengikuti arus, karena itu bertentangan dengan hati.

Foto asli  : http://www.rpmi107.com/
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh orang yang mengaku dirinya menjadi seorang relawan. Dan menjadi kebiasaan dalam hidupnya, dengan  ada dan tidaknya bencana atau dengan ada dan tidaknya masalah kesenjangan yang ada, relawan selalu mengisi hari-harinya dengan kebaikan. Mulai dari mencegah sesuatu agar tidak berdampak kepada sebuah keburukan bagi kehidupan. Seperti terbiasa menghemat air, mematikan lampu listrik, membuang sampah pada tempatnya, mematuhi peraturan lalu lintas dan lainnya.

Dalam kerja-kerja kerelawanan lain yang lebih besar dan lebih panjang jangka waktu manfaatnya. Kegiatan relawan bisa dilakukan bersama-sama seperti membersihkan lingkungan rumah, membersihkan bantaran kali, membuat lubang biopori (penyerapan air), menanam pohon, mengajar baca tulis bagi anak marginal, mengajar baca bagi ibu-ibu, memberikan penyuluhan kesehatan, membuat peta mitigasi (pencegahan) bencana, memberikan training penanggulangan bencana, memberikan training kesiapsiagaan bencana dan masih banyak lagi kegiatan atau pekerjaan bernilai social dan bisa memberi dampak yang sangat luar biasa dimasa mendatang.

Mereka yang sejatinya mengaku menjadi seorang relawan akan memberi suasana baru dalam kehidupan bermasyarakat. Suasana yang lebih kepada arah kenyamanan dan ketenangan. Tak pernah bisa diam ketika ada peluang untuk berbagi dan peduli memberikan manfaat kepada orang lain. Berbuat dan bersikap layaknya seorang relawan yang terus menebar manfaat kapan saja dan dimana saja.

Paradigma seorang relawan yang berkembang di masyarakat diharapkan berubah dari mereka yang selalu terjun dan akan terjun hanya saat bencana, beralih kepada seorang yang siap memberikan kontribusi dan manfaatnya kepada lingkungan sekitar kapan saja dan dimana saja. Dan jadi relawan tentu menjadi hak siapa saja. Termasuk anda.....

(copas dari catatan seorang rekan relawan)


No comments:

Post a Comment