Salam

Islam itu indah (^_^)

Friday 7 March 2014

Aku, Dia, dan Mereka.

  Aku tiba di kota penuh impian dan terus melangkah melewati batas masa lalu. Cita-cita, perjuangan, cinta, dan permusuhan memberi warna menjadikan hidup lebih berharga. Gedung menjulang menghalangi jarak mata memandang, namun aku masih bisa melihat senyum itu. Aku pernah berjalan sedikit ke arahmu namun hati tak bisa menerima. Aku berdoa sembari menunggu hari baru, berharap rasa tak sama. Tuhan memberi waktu untukku melihat langit dan batasnya, aku belum bisa namun rasa bisa memahaminya.
Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, namun aku ingin tertawa. aku mencintaimu dalam diamku. Tapi..hei lihat ! dia lebih hebat dan kamu boleh memilihnya. aku hanya salah satu diantara puluhan pilihan.dan aku sendiri..... nikmati sendiri. detik lebih berharga dari sekedar membayangkan memilikimu. Banyak  hal yang tak dapat diubah di dunia, kan?  itu benar, dan kenyataan bahwa aku mencintaimu adalah kenyataan yang tidak dapat diubah oleh semua orang.....



Wednesday 5 March 2014

Aku Punya Impian.

S2 Universitas Gadjah Mada, kampus yang sekilas masuk dalam pikiran yang menerawang jauh ke masa depan. Bukan tanpa sebab kenapa aku ingin S2. Sekitar 2 tahun yang lalu, alhamdulillah aku lolos untuk mewakili kampus mengikuti lomba penulisan puisi se- Jawa Tengah di Surakarta. Saat itu aku didampingi oleh seorang dosen yang menurutku luar biasa, seorang dosen wajib yang selalu ditunggu kedatangannya. Beliau begitu luar biasa memandang bagaimana mendidik bahasa dan sastra Indonesia, sehingga beliau selalu memotivasi untuk teruslah berinovasi dalam mendidik. Selain itu beliau juga seorang Lulusan terbaik di kampusnya yang dengan perjuangannya yang inspiratif berhasil meraih S2.
    Saat itu ketika sedang menunggu kawanku maju di panggung untuk mengikuti lomba baca puisi, beliau bercerita tentang perjuangannya dari S1 sampai S2. Pesan beliau yang masih aku ingat adalah "Kalau kamu cinta sastra, ambillah S2". Saya paham bahwa anjuran untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi itu bukan semata-mata berorientasi pada pekerjaan, tapi lebih kepada dunia sastra itu sendiri.
  Dahulu sulit bagiku untuk sekedar jatuh cinta kepada sastra, namun kebersamaan membuatku aku benar-benar jatuh cinta pada sastra. Sastra mengajarkanku bagaimana berlisan dengan sedikit suara beribu makna, sastra mengajarkanku bagaimana beretika di dunia nyata dan maya, dan sastra mengajarkanku bagaimana aku harus bersikap sebagai hamba. Dengan beberapa motivasi yang aku dapatkan, aku berangan suatu saat aku bisa bergumul dengan sastra di jenjang S2 entah dimanapun itu, namun impian tetaplah impian, UGM, semoga terlaksana. Bismillah,, bermodal dengkul (doa) dan ikhtiar, insya Alloh..suatu saat.