Seperti halnya Daerah-daerah di Indonesia yang mempunyai latar belakang
kultur budaya dan sejarah yang berbeda-beda, Kabupetan Kabumen memiliki
sejarah tersendiri yaitu berdiri Kabupaten Kebumen dimana maksud yang
dikandung untuk memberikan rasa bangga dan memiliki bagi warga
masyarakat Kabupaten Kebumen yang selanjutnya dapat menumbuh kembangkan
potensi-potensi yang ada sehingga dapat memajukan pembangunan di segala
bidang .
Sejarah awal mulanya adanya Kebumen tidak dapat
dipisahkan dengan sejarah Mataram Islam. Hal ini disebabkan adanya
beberapa keterkaitan peristiwa yang ada dan dialami Mataram membawa
pengaruh bagi terbentuknya Kebumen yang masih didalam lingkup kerajaan
Mataram. Di dalam Struktur kekuasaan Mataram lokasi kebumen termasuk di
daerah Manca Negara Kulon ( wilayah Kademangan Karanglo ) dan masih
dibawah Mataram.
Salam
Saturday 16 March 2013
Sunday 10 March 2013
Petruk Dadi Ratu
Petruk mengenang, bagaimana ia sampai menjadi raja.
Alkisah, tuannya, Abimanyu menderita sakit. Abimanyu adalah perantara, yang nantinya akan mewariskan dampar (tahta) Palasara, pendiri Astina, kepada Parikesit, anaknya. Bersamaan dengan sakitnya, pergilah ketiga wahyu yang dimilikinya, yakni wahyu Maningrat, yang menyebarkan benih keratuan, wahyu Cakraningrat, yang menjaga keberadaannya sebagai ratu, dan wahyu Widayat, yang melestarikan hidupnya sebagai ratu.
Ketiga wahyu itu kemudian hinggap pada diri Petruk. Ia pun akhirnya dapat menjadi raja di negara yang dinamainya Lojitengara. Ia menggelari dirinya Prabu Wel-Geduwel Beh!. Untuk kukuh menjadi raja, ternyata ia membutuhkan damper kerajaan Astina, warisan Palasara. Petruk memerintahkan kepada kedua patihnya, Bayutinaya—titisan Anoman—dan Wisandhanu—titisan Wisanggeni, anak Arjuna--, untuk mencuri tahta Palasara itu.
Alkisah, tuannya, Abimanyu menderita sakit. Abimanyu adalah perantara, yang nantinya akan mewariskan dampar (tahta) Palasara, pendiri Astina, kepada Parikesit, anaknya. Bersamaan dengan sakitnya, pergilah ketiga wahyu yang dimilikinya, yakni wahyu Maningrat, yang menyebarkan benih keratuan, wahyu Cakraningrat, yang menjaga keberadaannya sebagai ratu, dan wahyu Widayat, yang melestarikan hidupnya sebagai ratu.
Ketiga wahyu itu kemudian hinggap pada diri Petruk. Ia pun akhirnya dapat menjadi raja di negara yang dinamainya Lojitengara. Ia menggelari dirinya Prabu Wel-Geduwel Beh!. Untuk kukuh menjadi raja, ternyata ia membutuhkan damper kerajaan Astina, warisan Palasara. Petruk memerintahkan kepada kedua patihnya, Bayutinaya—titisan Anoman—dan Wisandhanu—titisan Wisanggeni, anak Arjuna--, untuk mencuri tahta Palasara itu.
Subscribe to:
Posts (Atom)